15.7.18

Obat Demam Anak Alami Dari Dapur Anda





Sebagai langkah pertama, bawang merah bisa menjadi alternatif penurun panas pada anak-anak.

Banyak orangtua panik jika mendapati suhu badan anaknya tinggi atau sering disebut demam. Sebagai tindakan pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia mirip golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain. Jarang sekali orang tua memanfaatkan obat tradisional yang diambil dari sekeliling kita.

Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam. Malah, obat-obatan tradisional mempunyai kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia. Jadi, relatif sangat aman, bahkan tanpa efek samping jika penggunaannya benar. Sebab, kandungan tumbuhan obat bersifat kompleks dan organis sehingga bisa disetarakan dengan makanan, suatu materi yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. Selain itu, harganya pun lebih murah.

Tiga Jenis Demam

Namun, sebelum mengenal lebih jauh wacana tumbuhan obat penurun panas, perlu dipahami lebih dulu pengertian demam. Demam pada anak sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Demam lantaran nanah yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni nanah virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain) dan basil (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

2. Demam noninfeksi, mirip kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

3. Demam fisiologis, mirip kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.

Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh nanah dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas. Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, bisa juga dengan membaluran atau kompres untuk membantu mengurangi demam.

Akan halnya demam fisiologis, tak diharapkan obat-obatan penurun panas lantaran umumnya jarang melebihi 380°C. Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.

Aneka Obat Tradisional Penurun Panas

Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang sanggup dicoba. Penting diperhatikan, takaran yang tercantum pada ramuan berikut yakni takaran untuk orang dewasa. Bila ingin diberikan kepada anak, bacalah hukum takaran bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya. (Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)

1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)

Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas. Umumnya yang dipakai yakni rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.

Caranya: Cuci higienis 10 gram umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.

2. Kunyit (Curcuma longa)

Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang sanggup bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan). Selain sebagai penurun panas, adonan ini juga sanggup meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang dipakai yakni rimpangnya; warnanya oranye.

Caranya: Cuci higienis 10 gram umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 potongan adonan madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.

3. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Seluruh potongan tanamannya sanggup digunakan. Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang sanggup menurunkan panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.

Caranya: Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus sampai mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.

4. Pegagan (Centella asiatica L.)

Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk mirip kipas ginjal. Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline, dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi badan dan pembuluh darah serta bisa memperkuat struktur jaringan tubuh. Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan mengakibatkan selera makan.

Caranya : Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air sampai mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 potongan dan diminum 3 kali sehari.

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Penampilan temulawak ibarat temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang potongan dalam temu putih berwarna kuning muda.

Temulawak mempunyai zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Temulawak semenjak dahulu banyak dipakai sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.

Caranya : Cuci higienis 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 adonan madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.

6. Bawang merah (Allium cepa L.)

Bawang merah sering dipakai sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.

Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut agresif dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, kemudian balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)

Selain daun kembang sepatu, Anda juga sanggup memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.

Caranya: Cuci higienis daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api semoga lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.

8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bundar tergolong daun beragam bersirip genap. Seluruh potongan tumbuhan ini sanggup digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Caranya: Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air sampai mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 potongan dan diminum 3 kali sehari.

9. Air kelapa muda

Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada dikala panas, badan akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.

Dosis Aman untuk Anak

Penggunaan tumbuhan obat dengan takaran yang sempurna tidak akan mengakibatkan imbas samping dan aman. Berikut takaran yang direkomendasikan untuk anak:

Usia Dosis

Bayi 1/8 takaran dewasa

2­-5 tahun 1/4 takaran dewasa

6­-9 tahun 1/3 takaran dewasa

10-13 tahun 1/2 takaran dewasa

14-16 tahun 3/4 takaran dewasa

Penulis: Utami Sri Rahayu (sumber:kompas.com)

0 komentar