14.11.08

DAUN DEWA



DAUN DEWA
Suku: Asteraceae (Compositae)

Nama

a. Nama daerah
Sumatera: bekuntas cina, daun dewa (Melayu)
Jawa: tigel kilo
b. Nama asing
Sam sit (C).
c. Nama simplisia
Gynurae segeti Radix (rimpang daun dewa)
Uraian Tumbuhan
Daun dewa umumnya ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat, walau bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa kawasan hutan di Indonesia.
Terna tahunan, tegak, tinggi 30 – 50 cm, bila agak tua bercabang banyak. Batang lunak berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli. Daun tunggal, bertangkai, berdaging, berambut lebat, helai daun bulat telur sampai bulat memanjang, ujung tumpul, pangkal meruncing, tepi bertoreh, pertulangan menyirip, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda, daun tua membagi sangat dalam, panajang 8 – 20 cm, lebar 5 – 10 cm. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ujung tangkai, warnanya kuning. Buah kecil , cokelat. Akar membentuk umbi, warna keabu-abuan, panjang 3 – 6 cm, diameter ± 3 cm. perbanyakan dengan umbi, tunas, anakan, dan setek cabang sekunder.

Sifat dan Khasiat

Daun dewa bersifat manis, tawar, dingin, dan sedikit toksik. Berkhasiat sebagai anti radang, pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), pembersih darah, penyejuk darah, dan membuyarkan bekuan darah.
Kandungan Kimia
Daun dewa mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, minyak asiri dan tanin.
Bagian yang Digunakan
Seluruh tumbuhan (herba) dan umbi. Bisa digunakan herba segar atau yang telah dikeringkan.

Indikasi

Ø Bagian daun tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengatasi:
- bengkak
- TB paru, bronchitis, batuk rejan (pertusis),
- batu ginjal,
- radang mata, sakit gigi,
- radang tenggorok,
- rematik sendi,
- pendarahan kandungan,
- payudara bengkak,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- darah tinggi (hipertensi),
- tidak datang haid,
- ganglion, kista, tumor,
- digigit binatang berbisa.
Ø Umbi berkhasiat untuk mengatasi:
- benjolan karena gumpalan darah (hematoma),
- bengkak karena memar,
- tulang patah (fruktur), dan
- pendarahan sehabis melahirkan.
Cara Pemakaian
Herba segar sebanyak 10 – 15 g direbus, atau rendam dalam arak kuning, minum. Bisa juga daun segar dimakan mentah seperti lalap. Umbi segar sebanyak 6 – 9 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar atau umbi segar digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit seperti pembengkakan payudara (mastitis), memar, bengkak akibat tulang patah, wasir, digigit hewan berbisa, luka baker, tersiram air panas, luka berdarah, bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki, cantengan, dn kutil.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

1. Pemberian infus daun dewa sebanyak 8 ml/kg bb badan dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% b/v per oral pada marmot yang dibuat demam dapat memberikan pengaruh antipiretik. Pembanding: parasetamol.
(Marmurawati, Jurusan Farmasi FMIPA UNHAS, 1993)
2. Pemberian secara oral infus daun dewa 10% dengan dosis 1 g/kg bb pada kelinci yang diberikan glukosa per oral dengan dosis 1,75 g bb, dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 71,06%. Pembanding: glipizide (Muhammad Muslich, Fak. Farmasi, UNTAG, 1993)
3. Pemberian sari air daun dewa dengan dosis yang setara 100 mg daun/100 g bb pada tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah 1 jam setelah perlakuan (Nurul Hidayah Hadiyati, Jurusan Farmasi, FMIPA UI, 1991)
4. Perendaman batu ginjal selama 6 jam pada suhu 37° C dalam infus daun dewa dengan konsentrasi 3,9 dan 30%, menyebabkan pengurangan berat batu ginjal dengan naiknya konsentrasi (Lucie Widowati, B. Dzulkarnain dan Pujiastuti, Puslitbang Kesehatan Depkes).
5. Infus daun dewa dengan dosis 12,5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg, dan 200 mg/kg bb yang diberikan secara intravena pada tikus jantan putih dewasa Galus Wistar, dapat menurunkan tekanan darah arteri. Pada dosis 50 mg/kg bb, infus daun dewa tidak menghambat peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh adrenalin dan noradrenalin. Efek hipotensif ini dapat dipengaruhi oleh yohimbin (alfa adrenolitik), isoprenalin (amin simpatomimetik yang bekerja pada reseptor beta 1 dan beta 2), dan asetilkolin (parasimpatomimetik). Aktivitas hipotensifnya juga dapat menghambat efek dari tiramin dan efedrin. Diduga infus daun dewa menghambat kerja obat simpatomimetik yang bekerja tidak langsung. (Nelly C Sugiarso dan Endang Hardini, Lab. Farmakologi-Toksikologi, Jurusan Farmasi FMIPA-ITB, Warta Perhipba th.2 No.3, edisi Juli-September 1994).
6. Sari daun dewa segar dosis 0,01 ml/10 g bb yang diberikan secara oral pada mencit, memberikan efek analgesic lebih baik daripada asetosal sebagai pembanding (Pujiastuti, Lucie Widowati dan Budi Nuratni, Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes Depkes RI).
7. Dosis 2,32 mg/0,2 ml dan 4,64 mg/0,2 ml dari ekstrak heksan daun dewa yang diberikan secara intraneoplasma pada mencit yang diinduksi dengan karsinogen benzopirena mampu menghambat pertumbuhan kanker. Hal ini didukung juga dengan data histopatologi, yang menunjukkan adanya nekrosis dari sel-sel kanker (Sukardiman, IGP Santa dan N. Wied Aris R.K., Fak. Farmasi UNAIR).

Contoh Pemakaian

v Luka bakar, luka teriris
Umbi daun dewa setelah dicuci bersih lalu dipipis. Tambahkan sedikit gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan tersebut dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut.
v Luka terpukul, tidak datang haid
Herba daun dewa sebanyak 15 – 30 g direbus atau ditumbuk, ambil air perasannya. Tambahkan arak yang sudah dipanaskan, lalu diminum.
v Pendarahan pada perempuan, batuk dan muntah darah, payudara bengkak.
Sebatang tumbuhan daun dewa dengan berat sekitar 15 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang dan sore, masng-masing ½ gelas.
v Kutil, cantengen
Daun dewa segar secukupnya dicuci bersih lalu dipipis. Bubuhkan pada kutil atau bagian kuku yang cantengen, lalu dibalut. Ganti sehari 2 kali.
v Digigit binatang berbisa
Umbi daun dewa secukupnya ditumbuk sampai halus. Bubuhkan dibagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut.

PERHATIAN

Perebusan ramuan obat disarankan menggunakan pot tanah, pot keramik, pot kaca, atau panci email. Jangan menggunakan panci dari bahan besi, aluminium atau kuningan.
Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia

0 komentar